7 Sukses dunia akhirat

7 kunci SUKSES dunia akhirat

SUKSES dunia akhirat pasti impian semua orang. bermacam definisi SUKSES dunia akhirat, seperti KAYA masuk SURGA, jadi presiden masuk SURGA, jadi pengusaha masuk SURGA ataupun yang lainnya, yang menggambarkan SUKSES dunia akhirat. yang KAYA, yang punya KEKUASAAN sering dikatakan SUKSES. semua orang pasti ingin SUKSES, terutama SUKSES dunia akhirat. kitapun bisa mendefinisikan SUKSES untuk kita sendiri. dan apapun definisi yang kita dapatkan, itulah sukses untuk kita. SUKSES yang bisa dibuka dengan kunci-kunci unik yang ternyata tidak jauh dari aktivitas keseharian kita.
kita anggap saja SUKSES dunia akhirat itu dapat dibuka dengan 7 kunci, karena ia berada dalam ruang dengan 7 pintu yang terkunci. dan inilah 7 kunci yang dapat membuka pintu-pintu itu:

1. taubatan nasuha
ini kunci yang paling penting dari kunci-kunci yang lainnya. ini kunci pertama yang dapat membuka pintu kesuksesan. dengan taubat, pintu kesuksesan akan terbuka. harga dari sebuah taubat itu tidak terhingga. ALLAH pun tidak pernah bosan untuk menerima hamba-Nya yang datang untuk bertaubat. saat kita datang kepada ALLAH untuk bertaubat, saat itu pula kita diampuni. kita akan bersih kembali, sehingga kita bisa melangkah untuk membuka pintu-pintu kesuksesan yang lain.

2. shalat wajib awal waktu (khusus laki-laki di masjid)
mengapa? karena sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab oleh ALLAH. kalau sholatnya baik, maka amalan yang lain baik, kalau sholatnya buruk, maka amalan yang lain buruk. dan sholat awal waktu adalah sebuah kebaikan tersendiri. bukankah kita tidak ingin dianggap lalai jika kita tidak sholat awal waktu? jadi, jangan telat sholat wajib apalagi ga sholat.

3. lakukan shalat sunat qobliyah dan ba’diyah
kita sering mendengar bahwa sholat sunat itu dapat menyempurnakan sholat wajib. ada pula ide yang menyatakan bahwa sholat sunat ini dapat mengangkat sholat wajib agar sampai kepada ALLAH. analoginya seperti seekor burung dengan dua buah sayap. seekor burung tidak dapat terbang tanpa sayap. begitu pula sholat wajib, mungkin tidak akan sampai kalau tidak pake sholat sunat. dan sholat sunat yang dianjurkan adalah shalat sunat rawatib, yaitu qobliyah dan ba’diyah ini.

4. lakukan shalat dhuha
shalat dhuha ini banyak sekali fadilahnya. lakukan saja 2, 4, 6, 8, 10, atau 12 rokaat. kalau bisa minimalnya 4 rokaat dengan 2x salam. sebelum kita melakukan aktivitas keseharian kita, lakukanlah sholat dhuha, insya ALLAH ini pun dapat membuka salah satu pintu kesuksesan.

5. lakukan sholat tahajud dan witir
bangunlah di sebagian atau sepertiga malam yang terakhir untuk melakukan sholat tahajud. pada waktu itu, ALLAH benar-benar turun untuk ‘mengunjungi’ hamba-Nya. jadi, pada saat itu, sambutlah ‘kedatangan’ ALLAH dengan sujud kepada-Nya dalam keadaan bersih, rapi, suci dari kotoran dan najis. tidak ada do’a yang tidak dikabulkan oleh ALLAH, apalagi disaat kita mau berkorban dengan menyerahkan waktu yang terbaik kita untuk ALLAH. disaat enak-enaknya tidur, kita bangun untuk menyambut ALLAH. wah, insya ALLAH, pintu kesuksesan akan langsung terbuka.

6. sedekah yang terbaik
sedekahkan apa yang terbaik yang kita punya. makin baik sedekah kita, makin mudah kita membuka pintu kesuksesan. memang tidak apa-apa kita sedekah dengan sesuatu yang kita sebut dengan ‘sisa’, tapi itu berarti kita tidak memberikan yang terbaik. bukankah ALLAH telah memberikan kita yang terbaik? dan kita pun menginginkan sesuatu yang terbaik? maka, sedekahlah dengan sedekah yang terbaik.

7. berbuatbaiklah dan tinggalkan perbuatan buruk
dengan berbuat baik, hati kita akan bersih. kita tidak memiliki noda sehingga ALLAH akan memudahkan kita untuk meraih kesuksesan yang kita impikan.
itulah 7 kunci SUKSES dunia akhirat. lakukan hal ini minimal 40 hari, rasakan apa yang terjadi pada diri kita. insya ALLAH, kesuksesan dunia akhirat akan kita raih.
PERCAYALAH! BUKTIKAN saja!
wallahu a’lama

Kamis, 21 Oktober 2010

6 Trik Lolos CPNS

Ini beberapa tips dan trik yang saya alamin, sedikit share buat temen2 yang mungkin ngebutuhin: Tips sebelum tes tertulis:

1. Siapin MENTAL dan YAKIN

Penting neh, makanya kenapa saya taro di nomor satu karena mang ini yang dibutuhin untuk awal-awal. Mental yang kuat dan keyakinan yang besar bahwa Anda pasti berhasil merupakan modal utama untuk melangkah ke tahap berikutnya. Yakinlah akan kemampuan anda sendiri bahwa anda pasti berhasil, maka peluang anda untuk lolos akan lebih besar. Sesungguhnya tes potensi akademik, kemampuan dasar, bakat skolastik, dan semacamnya merupakan tes yang apa adanya.


2. Belajar, Belajar dan Belajar

Jika punya soal-soal CPNS, coba pelajari bagaimana bentuk soal-soal tersebut. Untuk kemampuan dasar meliputi, sejarah umum Indonesia dan Internasional, Pancasila, Matematika dasar, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Pelajari juga trik-trik soalnya, terutama matematika [yg rada susah bwt yg jurusan sosial, termasuk saya.red].

Jangan pernah malu buat belajar dari buku2 pelajaran SD atau SMP, karena memang banyak soal-soal yang keluar dari buku tersebut. Manurut kita, orang dewasa, soal-soal itu ‘gak penting’ tapi ternyata penting. Seperti: “air terjun tertinggi dimana?” atau “Dekrit Presiden isinya apa?”. Atau yang lebih nggak kepikiran lagi dengan kita : “gotong royong di tingkat kelurahan termasuk dalam sila ke berapa?” nah loh?? Dijamin gak akan kepikiran kan?

Makanya sy merekomendasikan untuk baca-baca lagi buku2 anak kita atau keponakan kita yang masih duduk di bangku SD. Dan....gak lupa juga, baca-baca RPUL tingkat SD, disitu lengkap banget, semuanya ada, dari sejarah, politik, budaya, ampe shio bintang pun ada


3. Selalu Berdoa

Berdoa adalah wajib hukumnya karena kalo kita tidak minta kepada Tuhan, bagaimana bisa terwujud keinginan tersebut. Segala sesuatu di muka bumi ini, jagat raya dan seisinya dikendalikan olehNya. Buat yang muslim, jangan lupa setiap habis sholat wajib, panjatkan doa kepadaNya dengan bersungguh2 hati, bersimpuh, bersujud sepenuh hati meminta dimudahkan, dilancarkan, dan dikabulkan untuk jadi PNS.

Jika merasa tidak cukup juga, lakukan sholat malam, Tahajud setiap senin dan kamis atau kapanpun Anda terbangun di sepertiga malam terakhir, jangan segan dan malas untuk cerita ngobrol kepada Allah. Insya Allah dikabulkan di saat yang tepat. Amin.

Menjelang tes tertulis, psikotes atau wawancara:

1. Persiapkan mental

Ibaratnya Anda lumayan cerdas, namun pada saat pelaksanaan tes, anda sedang mengalami masalah yang bertubi2 sehingga membuat anda tidak konsentrasi dalam mengisi soal ujian. Hal ini sangat berpengaruh pada nilai tes anda.

2. Persiapkan alat tulis dan kartu ujian

Dari jauh2 hari, persiapkan papan kecil sebagai alas tulis. Pensil 2B [sistem komputerisasi], rautan, penghapus pensil, pulpen, kartu ujian, dan KTP asli.

3. Cari tempat duduk yang ‘nyaman’

Ada pepatah ‘posisi menentukan prestasi’. Awalnya saya tidak percaya dengan pepatah ini, namun sekarang saya percaya . Bener banget! Bila anda kebagian tempat di stadion, Carilah tempat yang di kursi depan anda kosong. Kursi kosong tersebut untuk sandaran kaki anda, agar anda leluasa menggunakan paha [maaf] sebagai alas menulis, dengan begitu menghindari anda juga dari badan yang ‘terpaksa’ membungkuk-bungkuk karena harus hati-hati dalam melingkari/menghitamkan di lembar jawaban.

4. Jangan percaya pada siapapun

Ingat tips yang pertama, percaya pada kemampuan anda sendiri. Jika anda mengalami kesulitan dalam menjawab soal, jangan pernah bertanya ke sebelah Anda atau tidak perlu melirik, melihat jawaban di sebelah atau di depan kita apa? Ingat, sebelah atau orang yang di depan anda adalah saingan anda dan belum tentu jawaban dia benar.

Jika anda sudah ‘mentok’, cari jawaban yang mendekati, atau ‘nembak’ tapi dengan mengucapkan Bismillah [maaf, tips ‘nembak’ ini tidak saya rekomendasikan ]

5. Jangan terpancing dengan orang-orang yang selesai duluan

Biasanya sebelum waktu tes berakhir, ada beberapa peserta yang sudah selesai mengerjakannya dan beramai-ramai keluar ruangan di saat waktu belum berakhir. Alhasil anda terintimidasi untuk menyelesaikan soal dengan terburu2. Sebaiknya jangan terpancing dengan kejadian ini, biarkan saja mereka keluar duluan, jangan diperdulikan, dan konsentrasi penuh saja terhadap soal yang sedang anda kerjakan. Jangan terburu-buru [jika waktu masih banyak] karena akan berpengaruh pada hasilnya. Saya takut bila anda terburu2, anda salah menghitamkan jawaban atau membuat kertas jawaban kotor atau bahkan robek pada saat menghapus jawaban yang salah.

6. Untuk tes wawancara, selain persiapkan mental, materi juga.

Seminggu atau beberapa hari menjelang tes, kumpulkan berita dan materi yang berkaitan dengan departemen yang akan kita ikuti tesnya. Contoh, saya mengikuti tes CPNS Depkes, sya pelajari struktur organisasinya, Menteri dan kegiatannya, serta info akurat tentang kesehatan.

kelompok tugas "Sejarah Peradaban Islam"STAIN ska 2010/MPI

I. Time line – Topik Perkuliahan
No. Tanggal/Minggu Topik
1

2




4

5

6
7

8
9

10

11
12
13
I

II




III
IV

V

VI
VII

VIII
IX

X

XI
XII
XIII Pengantar Kuliah: Pengertian Sejarah Peradaban Islam, Filsafat Sejarah; Akad Perkuliahan (RUSMANTO &Mustajab)
Peradaaban Pra Islam (Yunani Kuno-Romawi Kuno, Arab, Persia Kuno, Cina Kuno, India Kuno), Penaklukan Aleksander yang Agung terhadap Persia) (ABDUL ROHMAN+ARBIYATI+SUCIANI)
Islam Periode Nabi (Pembentukan Islam)(ARIF HARTONO+ARINI SH+SUMARMI)
Islam Periode Khalifah al-Rasyidun (Pengembangan-Perluasan )(ARIS JOKO TRIYONO JK+HIJRAH S+SUROSO)
Islam Periode Umaiyah (Pengembangan-Perluasan)(HURIYAH+MAGHFIROH+TRI WAHYUNINGSIH)
Islam Periode Abbasiyah (Baitul Hikmah)(MIFTAHUL+MIFTAH+TRI WIBOWO)
Islam Periode Abbasiyah (Perkembangan Ilmu pengetahuan umum dan agama) (ANSORI+ANWARUDDIN+UMI SALASATUN)
Periode Kemunduran Islam (Ibn Khaldun) (MUJIBUROHMAN+NARA+USWATUN HASANAH)
Tiga Kerajaan Besar ( Mesin Serbuk, Periode Turki Usmani) (NINUK+NUR HUSAINI+YAN VITA)
Islam Modern di Mesir (Penaklukan Napoleon B, -Jamaluddin al-Afghani (PAN Islamisme) (NURJANNAH+LULUK+ZAINAL ARIFIN)
Islam Modern di India/Pakistan(ROHMAT+SYAIFUL A)
Islam Modern di Indonesia (SITI HABIBAH A+SIYAMTI)
Dunia Islam abad 20/21 (Kemerdekaan negara-negara Islam, Islam-Barat Benturan Pertadaban (Huntington) atau Dialog Peradaban; I. Pengetahuan (Islamisasi Ilmu), Ekonomi Liberal, Neo Liberal, Penjajahan ekonomi, Nekolim(neo kolonialisme, media, pendidikan)(SRI HARTATI+SRI SUNARNI)


PENILAIAN
6. Presentasi di kelas dan kemampuan penyaji dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam diskusi.
7. Partisipasi setiap mahasiswa dalam setial diskusi kelas.
8. Ujian akhir semester
9. Makalah yang dibuat oleh setiap mahasiswa. Makalah ditulis antara 15-20 halaman. Kerangka teori, kerapian, akurasi, sistematika, sumber-sumber akan dijadikan masukan untuk penilaian.
10. Kerajinan (kahadiran)

arab pra islam

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kelahiran Islam dapat dipararelkan dengan turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an sendiri turun sevara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Sebagai sebuah “ultimate teks”, al-Qur’an bagi umat islam adalah segalanya, ia adalah pedoman dan rambu-rambu sekaligus model ideal untuk diterjemahkan ke dalam kehidupan dalam berbagai dimensinya.
Di sisi lain, kenyataan bahwa al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan diturunkan dalam konteks geografis Arab, mengimplikasikan sebuah asumsi bahwa suatu pemahaman yang komprehensif terhadap al-Qur’an hanya mungkin dilakukan dengan sekaligus melacak pemaknaan dan pemahaman pribadi, masyarakat dan lingkungan mereka yang menjadi audiens pertama al-Qur’an, yaitu Muhammad dan masyarakat Arab saat itu dengan segala kultur dan tradisinya.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana silsilah dan cikal bakal bangsa Arab?
2. Bagaimana kondidi politik dan kemasyarakatan Arab pra-Islam?
3. Bagaimana sistem kepercayaan dan kebudayaan Arab pra-Islam?

3. Tujuan
Agar kita mengetahui kondisi Jazirah Arab pra-Islam yang sangat berpengaruh pada turunnya al-Qur’an dan proses perkembangan agama Islam

PEMBAHASAN

A. Silsilah dan cikal bakal bangsa Arab
Ditilik dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawan membagi kaum-kaum Bangsa Arab menjadi Tiga bagian, yaitu :
1. Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa
dilacak secara rinci dan komplit. Seperti Ad, Tsamud, Thasn, Judais, Amlaq dan lain-lainnya.
2. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rub bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.
3. Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma’il, yang disebut pula Arab Adnaniyah.

B. Kondidi politik dan kemasyarakatan Arab pra-Islam
1. Kondisi Politik
Bangsa Arab sebelum islam, hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan berdiri sendiri-sendiri. Satu sama lain kadang-kadang saling bermusuhan. Mereka tidak mengenal rasa ikatan nasional. Yang ada pada mereka hanyalah ikatan kabilah. Dasar hubungan dalam kabilah itu ialah pertalian darah. Rasa asyabiyah (kesukuan) amat kuat dan mendalam pada mereka, sehingga bila mana terjadi salah seorang di antara mereka teraniaya maka seluruh anggota-anggota kabilah itu akan bangkit membelanya. Semboyan mereka “ Tolong saudaramu, baik dia menganiaya atau dianiaya “.
Pada hakikatnya kabilah-kabilah ini mempunyai pemuka-pemuka yang memimpin kabilahnya masing-masing. Kabilah adalah sebuah pemerintahan kecil yang asas eksistensi politiknya adalah kesatuan fanatisme, adanya manfaat secara timbal balik untuk menjaga daerah dan menghadang musuh dari luar kabilah.
Kedudukan pemimpin kabilah ditengah kaumnya, seperti halnya seorang raja. Anggota kabilah harus mentaati pendapat atau keputusan pemimpin kabilah. Baik itu seruan damai ataupun perang. Dia mempunyai kewenangan hukum dan otoritas pendapat, seperti layaknya pemimpin dictator yang perkasa. Sehingga adakalanya jika seorang pemimpin murka, sekian ribu mata pedang ikut bicara, tanpa perlu bertanya apa yang membuat pemimpin kabilah itu murka.
Kekuasaan yang berlaku saat itu adalah system dictator. Banyak hak yang terabaikan. Rakyat bisa diumpamakan sebagai ladang yang harus mendatangkan hasil dan memberikan pendapatan bagi pemerintah. Lalu para pemimpin menggunakan kekayaan itu untuk foya-foya mengumbar syahwat, bersenang-senang, memenuhi kesenangan dan kesewenangannya. Sedangkan rakyat dengan kebutaan semakin terpuruk dan dilingkupi kezhaliman dari segala sisi. Rakyat hanya bisa merintih dan mengeluh, ditekan dan mendapatkan penyiksaan dengan sikap harus diam, tanpa mengadakan perlawanan sedikitpun.
Kadang persaingan untuk mendapatkan kursi pemimpin yang memakai sistem keturunan paman kerap membuat mereka bersikap lemah lembut, manis dihadapan orang banyak, seperti bermurah hati, menjamu tamu, menjaga kehormatan, memperlihatkan keberanian, membela diri dari serangan orang lain, hingga tak jarang mereka mencari-cari orang yang siap memberikan sanjungan dan pujian tatkala berada dihadapan orang banyak, terlebih lagi para penyair yang memang menjadi penyambung lidah setiap kabilah pada masa itu, hingga kedudukan para penyair itu sama dengan kedudukan orang-orang yang sedang bersaing mencari simpati.
Sebelum kelahiran islam, ada tiga kekuatan politik besar yang perlu dicatat dalam hubungannya dengan Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin dan kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan. Dalam catatan Rippin, setidaknya ada dua hal yang bisa dianggap turut mempengaruhi kondisi politik jazirah Arab, yaitu interaksi dunia Arab dengan dua adi kuasa saat itu, yaitu kekaisaran Byzantin dan Persia serta persaingan antara yahudi, beragam sekte dalam agama Nasrani dan para pengikut Zoroaster.
Kondisi Arab yang terlindung oleh gurun-gurun pasir, serta bmasyarakatnya yang sebagian besar hidup nomad, membuat Arab tidak tertaklukkan secara utuh oleh ketiga kekuatan tersebut. Ditambah lagi adanya beragam suku dengan wilayah dan pemimpin yang berbeda-beda serta tidak bersatu. tidak mengherankan jika akhirnya suku-suku terpecah-pecah dan mencari sekutu sendiri-sendiri. Suku Hira atau Laknhid di Timur Laut misalnya, menjadi bawahan kekaisaran Persia, sementara suku Ghassan yang tinggal di bagian barat laut, menjadi bawahan kekaisaran Byzantin. Perang antar suku ini pula yang akhirnya meruntuhkan Dinasti Himyar di Selatan.
Tradisi kehidupan gurun yang keras serta perang antar suku yang acap kali terjadi ini nantinya banyak berkaitan dalam penyebaran ide-ide Islami dalam al-Qur’an, seperti ”jihad”, ”sabar”, ”persaudaraan” (ukhuwwah), persamaan, dan yang berkaitan dengan semua itu.
Jazirah Arab terletak sangat terisolasi, baik dari sisi daratan maupun lautan. Kawasan ini - tempat Muhammad tampil dengan pakabaran ilahinya pada abad ke-7 perhitungan tahun masehi – sebenarnya terletak di pojok kultural yang mematikan. Sejarah dunia yang besar telah jauh meniggalkannya. perselisihan yang membawa peperangan antar suku berlangsung dalam sekala besar-besaran di stepa-stepa jazirah tersebut. Dari sudut pandang negara-negara adikuasa, Arabia merupakan kawasan terpencil dan biadab, sekalipun memiliki posisi cukup penting sebagai kawasan penyangga dalam ajang perebutan kekuasaan politik raksasa : Bizantiun dan Persia.
Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Romawi Timur – dengan ibu kota Konstantinopel - merupakan bekas Imperium Romawi dari masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daeah Itali serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada di bawah kekuasaannya.
Saingan berat Bizantium dalam perebutan kekuasaan di Timur Tengan adalah persia. Ketika itu, imperium ini berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (sasaniyah). Ibu kota persia adalah al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebalah tenggara kota bagdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran dewasa ini serta Afganistan.
Perebutan Kekuasaan kedua Imperium adidaya di aas memiliki pengaruh nyata terhadap situasi politik di Arabia ketika itu. kira-kira pada 512, kerajaan kristen Abisinia dengan dukungan penuh – mungkin atas desakan – Bizantium menyerbu serta menaklukkan dataran tinggi Yaman yang subur di barat daya Arbia. Memandang serbuan tersebut sebagai ancaman terhadap kekuasaannya, Dzu-Nuwas penguasa Arabia selatan pro persia bereaksi dengan membantai orang-orang kristen Najran yang menolak memeluk agama Yahudi. Peristiwa pembantaian ini , terjadi di sekitar 523, memiliki pengaruh traumatik terhadap keseluruhan jazirah Arab dan dirujuk dalam satu bagian al-Qur’an (85:4-8). Atas desakan dan dukungan Bizantium , pada 525 Dzu Nuwas berhasil digulingkan dari tahtanya lewat suatu ekspedisi yang dilakukan orang-orang Abisinia. Tetapi, sekitar 575, dataran tinggi Yaman kembali jatuh ke tangan Persia.
Menjelang lahirnya Nabi Muhammad SAW, penguasaan Abisinia di Yaman – Abraham, atau lebih populer di rujuk dalam literatur Islam sebagai Abrahah – melakukan invasi ke mekkah, tetapi gagal menaklukkan kota tersebut lantara epidemi cacar yang menimpa bala tentaranya, Ekpedisi ini- merujuk Alquran dala msurat 105 pada prinsipnmya memiliki tujuan yang seacar sepenuhnya bearda didlam kerangkapolitik internasional ketika itu. yaitu upaya Bizantyum untuk menyatukan suku-suku Arab dibawah pengaruhnya guna menantang Persia. sementara para sejarawan muslim menambahkan tujuan lain untuknya. Menurut mereka ekpedisi tersebut- terjadi kira-kira pada 552- dimaksudkan untuk menghancurkan Ka’bah dalam rangka menjadikan gereja megah di San’a, yang dibangun Abrahah, sebagai pusat ziarah pusat keagamaan di Arabia.
Uapaya kedua adikuasa imperium itu dalam rangka memperoleh kontrol politik atas Jazirah Arabia biasa dilakukan secara tidak lansung, seperti jalan dengan mendukung penguasa-penguasa kecildi perbatasan kawasan tersebut. Kontrol poltik Persia atas sejumlah kota kecil di pesisir timur dan selatan Arabia, misanya diperoleh dengan mendukung kelompok-kelompok pro-Persia didaerah-daerah tersebut. Suatu insiden yang terjadi di Mekkah sekitar 590 biasa nya dikaitkan dengan nama Utsman bin al-Huwairits – dapat dilihat dengan upaya Bizantyum untuk memperoleh kontrol politik atas kota itu dengan membantu orang yang pro – Bizantium ini menjadi pengusanya. Tetapi, orang-orang Mekkah tidak berminat untuk menjadi bawahan salah satu adikuasa dunia lantaran implikasi politiknya , dan orang dukungan Bizantyum itu dipaksa kaburdari kota mereka.
Pada permulaan abad ke 7, Persia mencata serangkaian kemajuan berarti dalam upaya perluasa pengaruh politiknya pada 611 bala tentaranya berhasil menaklukkan kota Raha, kemudian bergerak ke selatan dan menundukkan satu demi satu wilayah Imperium Bizantium. Siria jatuh ke tangannya pada 613, enyusul yerusalem pada 614 dan Mesir pada 617. Bahkan pada 626 pasukan Persia mengepung konstantinopel, meskipun berlangsunga Sangay singkat dan tidak membawa hasil. Namun, penjarahan Yerusalem yang dilakukan setelah suatu pemberontakan terhadap garnisun persia, pembantaian penduduk kota tersebut dan dibawa larinya benda yang dipandang sebagai salib suci, telah membangkitkan emosi keagamaan orang-orang Kristen di seluruh wilayah Imperium Bizantium. Kejadian ini tentunya sangat kondusif bagi Heraclius – penguasa tertinggi Bizantium ketika itu – untuk menggalang kembali kekuatan meliternya. Setelah menghadapi orang-orang avar yang menyerang konstaltinopel dari utara, pada 622 Heraclius memusatkan perhatia untuk menghadapi persia. suatu invasi yang berani ke Irak pada 627. Walaupun belatentara Bizantium segara ditarik mundur setelah penyerbuan itu, namun ketegangan-ketegangan yang muncul di dalam negeri persia, akibat peperangan berkepanjangan, mulai terasa. Kurang lebih setahun sebelumnya, Khusru II – penguasa Persia waktu itu – dibunuh; dan penggantinya yang memiliki banyak musuh di dalam negeri lebih menginginkan perdamaian. peperangan akbar antara kedua Imperium adikuasa ini pun berakhir. Negosiasi penyerahan propinsi-propinsiBizantium yang direbut Persia berjalan berlarut-larut hingga pertengahan 629. Akhirnya, pada penghujung tahun itu Heraclius kembali ke konstantinopel dengan kemenangan di tangan.
Perebutan kekuasaan yang berkepanjangan antara Bizantium dan Persia, seperti telah diutarakan, mendapat perhatian serius dari orang-orang ketika itu, lantaran relevansi politiknya yang nyata terhadap mereka. Tentang perebutan kekuasaan kedua adikuasa tersebut, al-Qur’an menuturkan : ”telah dikalahkan bangsa Romawi di negeri terdekat yang setelah dikalahkan itu mereka akan memperoleh kemenangan dalam beberapa tahun lagi......” (30:2-4). Bagian awal pernyataan ini merujuk kepada serangkaian kekalahan yang dialami Bizantium pada permulaan abad ke-7 – khususnya pendudukan Yerusalem oleh belatentara Persia. Sementara bagian selanjutnya merupakan prediksi tentang kemenangan akhir Bizantium atas Persia pada perempatan kedua abad yang sama.
2. Kondisi Masyarakat
Dikalangan Bangsa Arab terdapat beberapa kelas masyarakat. Yang kondisinya berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hubungan seorang keluarga dikalangan bangsawan sangat diunggulkan dan diprioritaskan, dihormati dan dijaga sekalipun harus dengan pedang yang terhunus dan darah yang tertumpah. Jika seorang ingin dipuji dan menjadi terpandang dimata bangsa Arab karena kemuliaan dan keberaniannya, maka dia harus banyak dibicarakan kaum wanita.
Karena jika seorang wanita menghendaki, maka dia bisa mengumpulkan beberapa kabilah untuk suatu perdamaian, dan jika wanita itu mau maka dia bisa menyulutkan api peperangan dan pertempuran diantara mereka. Sekalipun begitu, seorang laki-laki tetap dianggap sebagai pemimpin ditengah keluarga, yang tidak boleh dibantah dan setiap perkataannya harus dituruti. Hubungan laki-laki dan wanita harus melalui persetujuan wali wanita.
Begitulah gambaran secara ringkas kelas masyarakat bangsawan, sedangkan kelas masyarakat lainnya beraneka ragam dan mempunyai kebebasan hubungan antara laki-laki dan wanita.
Para wanita dan laki-laki begitu bebas bergaul, malah untuk berhubungan yang lebih dalam pun tidak ada batasan. Yang lebih parah lagi, wanita bisa bercampur dengan lima orang atau lebih laki-laki sekaligus. Hal itu dinamakan hubungan poliandri. Perzinahan mewarnai setiap lapisan masyarakat. Semasa itu, perzinahan tidak dianggap aib yang mengotori keturunan.
Banyak hubungan antara wanita dan laki-laki yang diluar kewajaran, seperti :
1. Pernikahan secara spontan, seorang laki-laki mengajukan lamaran kepada laki-laki lain yang menjadi wali wanita, lalu dia bisa menikahinya setelah menyerahkan mas kawin seketika itu pula.
2. Para laki-laki bisa mendatangi wanita sekehendak hatinya. Yang disebut wanita pelacur.
3. Pernikahan Istibdha’, seorang laki-laki menyuruh istrinya bercampur kepada laki-laki lain hingga mendapat kejelasan bahwa istrinya hamil. Lalu sang suami mengambil istrinya kembali bila menghendaki, karena sang suami menghendaki kelahiran seorang anak yang pintar dan baik.
4. Laki-laki dan wanita bisa saling berhimpun dalam berbagai medan peperangan. Untuk pihak yang menang, bisa menawan wanita dari pihak yang kalah dan menghalalkannya menurut kemauannya.
Banyak lagi hal-hal yang menyangkut hubungan wanita dengan laki-laki yang diluar kewajaran. Diantara kebiasaan yang sudah dikenal akrab pada masa jahiliyah ialah poligami tanpa da batasan maksimal, berapapun banyaknya istri yang dikehendaki. Bahkan mereka bisa menikahi janda bapaknya, entah karena dicerai atau karena ditinggal mati. Hak perceraian ada ditangan kaum laki-laki tanpa ada batasannya.
Perzinahan mewarnai setiap lapisan mayarakat, tidak hanya terjadi di lapisan tertentu atau golongan tertentu. Kecuali hanya sebagian kecil dari kaum laki-laki dan wanita yang memang masih memiliki keagungan jiwa.
Ada pula kebiasaan diantara mereka yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya, karena takut aib dan karena kemunafikan. Atau ada juga yang membunuh anak laki-lakinya, karena takut miskin dan lapar. Disini kami tidak bisa menggambarkannya secara detail kecuali dengan ungkapan-ungkapan yang keji, buruk, dan menjijikkan.
Secara garis besar, kondisi masyarakat mereka bisa dikatakan lemah dan buta. Kebodohan mewarnai segala aspek kehidupan, khurafat tidak bisa dilepaskan, manusia hidup layaknya binatang. Wanita diperjual-belikan dan kadang-kadang diperlakukan layaknya benda mati. Hubungan ditengah umat sangat rapuh dan gudang-gudang pemegang kekuasaan dipenuhi kekayaan yang berasal dari rakyat, atau sesekali rakyat dibutuhkan untuk menghadang serangan musuh.

C. Sistem kepercayaan dan kebudayaan Arab pra-Islam
Kepercayaan bangsa Arab sebelum lahirnya Islam, mayoritas mengikuti dakwah Isma’il Alaihis-Salam, yaitu menyeru kepada agama bapaknya Ibrahim Alaihis-Salam yang intinya menyeru menyembah Allah, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya.
Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran yang pernah disampaikan kepada mereka. Sekalipun begitu masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga muncul Amr Bin Luhay, (Pemimpin Bani Khuza’ah). Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal baik, mengeluarkan shadaqah dan respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-hampir mereka menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang disegani.
Kemudian Amr Bin Luhay mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat penduduk Syam menyembah berhala. Ia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik dan benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul dan kitab. Maka dia pulang sambil membawa HUBAL dan meletakkannya di Ka’bah. Setelah itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Orang orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Mekkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka’bah dan penduduk tanah suci.
Pada saat itu, ada tiga berhala yang paling besar yang ditempatkan mereka ditempat-tempat tertentu, seperti :
1. Manat, mereka tempatkan di Musyallal ditepi laut merah dekat Qudaid.
2. Lata, mereka tempatkan di Tha’if.
3. Uzza, mereka tempatkan di Wady Nakhlah.
Setelah itu, kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil bertebaran disetiap tempat di Hijaz. Yang menjadi fenomena terbesar dari kemusyrikan bangsa Arab kala itu yakni mereka menganggap dirinya berada pada agama Ibrahim.
Ada beberapa contoh tradisi dan penyembahan berhala yang mereka lakukan, seperti :
1. Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit dihadapannya, meminta pertolongan tatkala kesulitan, berdo’a untuk memenuhi kebutuhan, dengan penuh keyakinan bahwa berhala-berhala itu bisa memberikan syafaat disisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka kehendaki.
2. Mereka menunaikan Haji dan Thawaf disekeliling berhala, merunduk dan bersujud dihadapannya.
3. Mereka mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut namanya.
Banyak lagi tradisi penyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-berhalanya, berbagai macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada saat itu.
Bangsa Arab berbuat seperti itu terhadap berhala-berhalanya, dengan disertai keyakinan bahwa hal itu bisa mendekatkan mereka kepada Allah dan menghubungkan mereka kepada-Nya, serta memberikan manfaat di sisi-Nya.
Selain itu, Orang-orang Arab juga mempercayai dengan pengundian nasib dengan anak panah dihadapan berhala Hubal. Mereka juga percaya kepada perkataan Peramal, Orang Pintar dan Ahli Nujum.
Dikalangan mereka ada juga yang percaya dengan Ramalan Nasib Sial dengan sesuatu. Ada juga diantara mereka yang percaya bahwa orang yang mati terbunuh, jiwanya tidak tentram jika dendamnya belum dibalaskan, ruh nya bisa menjadi burung hantu yang berterbangan di padang seraya berkata,”Berilah aku minum, berilah aku minum”!jika dendamnya sudah dibalaskan, maka ruh nya akan menjadi tentram.
Sekalipun masyarakat Arab jahiliyah seperti itu, toh masih ada sisa-sisa dari agama Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya, seperti pengagungan terhadap ka’bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah, Wufuq di Arafah dan Muzdalifah. Memang ada hal-hal baru dalam pelaksanaannya.
Semua gambaran agama dan kebiasaan ini adalah syirik dan penyembahan terhadap berhala menjadi kegiatan sehari-hari , keyakinan terhadap hayalan dan khurafat selalu menyelimuti kehidupan mereka. Begitulah agama dan kebiasaan mayoritas bangsa Arab masa itu. Sementara sebelum itu sudah ada agama Yahudi, Masehi, Majusi, dan Shabi’ah yang masuk kedalam masyarakat Arab. Tetapi itu hanya sebagian kecil oleh penduduk Arab. Karena kemusyrikan dan penyesatan aqidah terlalu berkembang pesat.
Itulah agama-agama dan tradisi yang ada pada saat detik-detik kedatangan islam. Namun agama-agama itu sudah banyak disusupi penyimpangan dan hal-hal yang merusak. Orang-orang musyrik yang mengaku pada agama Ibrahim, justru keadaannya jauh sama sekali dari perintah dan larangan syari’at Ibrahim. Mereka mengabaikan tuntunan-tuntunan tentang akhlak yang mulia. Kedurhakaan mereka tak terhitung banyaknya, dan seiring dengan perjalanan waktu, mereka berubah menjadi para paganis (penyembah berhala), dengan tradisi dan kebiasaan yang menggambarakan berbagai macam khurafat dalam kehidupan agama, kemudian mengimbas kekehidupan social, politik dan agama.
Sedangkan orang-orang Yahudi, berubah menjadi orang-orang yang angkuh dan sombong. Pemimpin-pemimpin mereka menjadi sesembahan selain Allah. Para pemimpin inilah yang membuat hukum ditengah manusia dan menghisab mereka menurut kehendak yang terbetik didalam hati mereka. Ambisi mereka hanya tertuju kepada kekayaan dan kedudukan, sekalipun berakibat musnahnya agama dan menyebarnya kekufuran serta pengabaian terhadap ajaran-ajaran yang telah ditetapkan Allah kepada mereka, dan yang semua orang dianjurkan untuk mensucikannya.
Sedangkan agama Nasrani berubah menjadi agama paganisme yang sulit dipahami dan menimbulkan pencampuradukkan antara Allah dan Manusia. Kalaupun ada bangsa Arab yang memeluk agama ini, maka tidak ada pengaruh yang berarti. Karena ajaran-ajarannya jauh dari model kehidupan yang mereka jalani, dan yang tidak mungkin mereka tinggalkan.
Semua agama dan tradisi Bangsa Arab pada masa itu, keadaan para pemeluk dan masyarakatnya sama dengan keadaan orang-orang Musyrik. Musyrik hati, kepercayaan, tradisi dan kebiasaan mereka hampir serupa.

KESIMPULAN
Bangsa Arab Sebelum Islam dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang strategis membuat Islam yang diturunkan di Mekah mudah tersebar ke berbagai wilayah disamping didorong dengan cepatnya laju perluasan wilayah yang dilakukan oleh ummat Islam. Meski sulit untuk digambarkan secara komprehensif, ciri-ciri utama tatanan Arab pra Islam adalah sebagai berikut = (a) mereka menganut faham kesukuan (Qabilat), (b) mereka memiliki tata sosial politik yang tertutup dengan partisipasi warga yang terbatas, faktor keturunan lebih penting daripada kemampuan, (c) mereka mengenal hirarki sosial yang kuat, dan (d) kedudukan perempuan cenderung direndahkan. Dari segi akidah (Aqaid), bangsa Arab pra Islam percaya kepada Allah sebagai pencipta. Sumber kepercayaan tersebut adalah risalah Samawiah yang dikembangkan dan disebarkan di jazirah Arab, terutama risalah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Kemudian bangsa Arab pra Islam melakukan transformasi --dari sudut Islam yang dibawa Muhammad disebut penyimpangan-- agama mereka sehingga menjadikan berhala, pohon-pohon, binatang dan jin sebagai penyerta Allah. Demi kepentingan ibadah, bangsa Arab pra Islam membuat 360 buah berhala di sekitar Kabah karena setiap kabilah memiliki berhala. Mereka pada umumnya tidak percaya pada kiamat dan tidak pula percaya kepada kebangkitan setelah kematian. Meskipun pada umumnya melakukan penyimpangan, sebagian kecil bangsa Arab masih mempertahankan akidah monoteism seperti yang diajarkan oleh Ibrahim as. Mereka disebut al-Hunafa. Di antara mereka adalah Umar ibn Nufail dan Zuhair ibn Abi Sulma. Dalam bidang hukum, bangsa Arab sebelum Islam menjadikan adat sebagai hukum dengan berbagai bentuknya. Dalam perkawinan, mereka mengenal beberapa macam perkawinan. Di antaranya adalah : (a) Istibdha (b) Poliandri (c) Maqtu (d) Badal dan (e) Shigar. Dalam bidang muamalat, di antara kebiasaan mereka adalah kebolehan transaksi Mubadalat (barter), jual beli, pertanian dan riba. Di samping itu, di kalangan mereka juga terdapat jual beli yang bersifat spekulatif, seperti Baiul Munabadzat. Di antara ketentuan hukum keluarga Arab sebelum Islam adalah dibolehkan berpoligami dengan perempuan dengan jumlah tanpa batas, serta anak kecil dan perempuan tidak dapat menerima harta pusaka atau harta peninggalan.

DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi,Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia

Yatim,Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: Raja Grafindo Persada

http://spistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-arab-pra-islam.html

http://pba.iaic.ac.id/?cPub=kegiatan-mahasiswa&cName=bangsa-arab-sebelum-islam

http://rasulullahsaw.atwiki.com/page/BAB%2001.%20ARAB%20PRA-ISLAM